Manusia Dan Harapan
Harapan dalam kehidupan
manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu
terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia
harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi atau terwujud.
Menurut
macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan
terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda
rasional tidak akan terjadi.
Harapan
itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau
maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir
luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir
sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan
itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai
berikut :
- Harapan apa yang baik
- Bagaimana cara mencapai harapan itu
- Bagaimana bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat
bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah
selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan
begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan
selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita
sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan
terwujud.
SEBAB
MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut
kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga
atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang
dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu :
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan Kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis,
bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan.
Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia
lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah
menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan
rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan,
keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan
kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima
harapan manusia, yaitu :
Harapan untuk memperoleh kelangsungan
hidup (survival)
Harapan untuk memperoleh keamanan
(safety)
Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban
untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
Harapan untuk memperoleh status atau
diterima atau diakui lingkungan (status)
Harapan untuk memperoleh perwujudan dan
cita-cita (self-actualization)
Harapan hidup saya adalah jadi orang yang bermanfaat
bagi semua orang dimana pun saya berada, dan saya sangat ingin membahagiakan
kedua orang tua saya sebagaimana anak-anak pada umumnya , namun mungkin susah
dilakukan buat saya , tapi didalam kesusahan pasti ada kemudahan , Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan
kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik
kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
sumber:
Komentar
Posting Komentar